I made this widget at MyFlashFetish.com.


Minggu, 23 Agustus 2009

Ustadz Hilman Rosyad: Bom Bunuh Diri Bertentangan dengan Islam

DEPOK, KOMPAS.com — Ustaz Hilman Rosyad Syihab dari Partai Keadilan Sejahtera menilai, teror bom bunuh diri yang terjadi di Hotel JW Mariott dan Ritz Carlton pertengahan Juli silam bertentangan dengan ajaran agama Islam. Menurutnya, para pelaku tidak beralasan kuat untuk melakukannya. Hal ini disampaikannya di sela-sela Diklat DPW dari PKS se-Jawa Barat di Hotel Bumi Wiyata Depok, Minggu (23/8).

Ustaz Hilman mengakui, pemahaman jihad memberikan izin bagi penganutnya untuk melakukan jihad melalui bom bunuh diri dengan alasan yang kuat dan pada konteks yang benar. Hal ini, misalnya, dilakukan oleh pahlawan Mohamad Toha ketika menghancurkan pertahanan gudang amunisi Belanda dalam peristiwa Bandung Lautan Api. Tidak demikian yang dilakukan oleh Ibrahim dkk.

"Islam tidak boleh lakukan hal seperti itu tanpa alasan. Kalaupun bom itu dibilang untuk membela umat Islam, justru kita sebagai bangsa Indonesia terhina dan rugi," tutur Ustaz Hilman. Akibat yang ditimbulkannya justru adalah masalah besar, seperti melemahnya kepercayaan dunia internasional sehingga menyebabkan travel warning dari sejumlah negara. "Jadinya meresahkan semua," ujar Ustaz Hilman.

Dalam zaman globalisasi ini, ungkapnya, jihad dengan pendekatan militer sudah tak relevan. Jihad dengan semangat dan pemahaman yang sama sejak masa Rasullulah harus dilakukan kontekstual. Misalnya, generasi muda bisa berjihad dengan bersungguh-sungguh belajar, berbakti kepada orangtua, menggali potensi dan bakat diri, serta meraih kesempatan beasiswa di mana pun.

Untuk menghadapi masalah kemiskinan, bisa ditempuh dengan mengembangkan jiwa kepedulian, kesetiakawanan, serta menghimpun kepedulian bersama untuk memberi bantuan kepada kaum miskin dan anak jalanan. Generasi muda juga bisa mulai dengan membatasi pergaulan bebas dan mendekati komunitas yang baik, seperti pemuda masjid atau organisasi mahasiswa.

Imam Besar Al Aqsa Haramkan Aksi Noordin

BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com-Imam besar Masjid Al Aqsha, Palestina, Dr Syeikh Mohammad Mahmud Shiyam, mengungkapkan bahwa tindakan kekerasan yang mengatasnamakan jihad agama di Indonesia, diharamkan dalam Islam dan tidak dianjurkan.

"Sama sekali tidak diperbolehkan membuat tindakan teror di suatu negara dengan mayoritas penduduknya muslim, seperti di Indonesia, karena hanya akan membuat kaum muslim semakin menderita," kata dia, dalam silaturahmi dengan jamaah masjid Al Wasyi’i Universitas Lampung (Unila), di Bandarlampung, Minggu (23/8) malam.

Pria yang juga Rektor Universitas Gaza, Palestina itu juga mengungkapkan bahwa tindakan kekerasan yang mengarah kepada terorisme seperti dua sisi mata uang. "Berbicara mengenai terorisme itu seperti membicarakan dua sisi mata uang, ada yang baik dan ada yang buruk," kata dia.

Menurut Syeikh, terorisme akan menjadi baik dan dibenarkan apabila ada musuh nyata, dan dilakukan di daerah konflik, seperti di Palestina, Irak, dan Afganisthan. "Daerah-daerah tersebut memiliki musuh yang nyata, seperti Zionis di Palestina, tentara Amerika di Irak, namun tidak untuk di negara damai seperti Indonesia," kata dia.

Menurut Syeikh lebih lanjut, teror yang dilakukan di Indonesia termasuk tindakan teroris yang salah, dan salah menerjemahkan arti jihad. Dia menambahkan, teror tidak boleh dilakukan pada negara mayoritas muslim, karena akan membuat kaum muslim di negara itu menjadi menderita, dan hidup dalam ketakutan.

Dia juga mengutip hadis Nabi Muhammad SAW, yang antara lain isinya menegaskan tentang diwajibkan bagi umat muslim, untuk menjaga orang asing yang datang ke negaranya dengan tanpa tujuan berperang. "Mereka datang ke Indonesia untuk meminta perlindungan, jadi Anda sebagai muslim wajib melindunginya," kata dia.

Secara keseluruhan, dia mengatakan apa yang dilakukan Noordin M Top dan kawan-kawan, adalah bukan ajaran Islam, bahkan cenderung diharamkan. Hal itu disampaikan Syeikh, dalam acara silaturahminya dengan jamaah Masjid Al Wasi’i Universitas Lampung, hasil kerjasama antara Universitas Lampung dengan Jamaah Muslimin (Hizbullah) Lampung.

Acara itu diawali dengan buka puasa bersama, yang dilanjutkan dengan Shalat Tarawih berjamaah, dengan Syeikh Mohammad Mahmud Shiyam, sebagai imam shalat Tarawih berjamaah. Usai shalat tarawih berjamaah, Syiekh menyempatkan diri untuk memberikan ceramah, kepada para jamaah yang hadir, dengan didampingi oleh Rektor Universitas Lampung, Sugeng P Harianto.

Hadir pula Imamul Muslimin, yang juga Pembina Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah, Natar, Lampung Selatan, H Muhyidin Hamidy. Pada kesempatan itu panitia, yang dimotori civitas akademika Unila itu juga berhasil mengumpulkan dana spontanitas dari para jemaah sebesar Rp3,6 juta, yang akan disumbangkan kepada warga Palestina di jalur Gaza yang sedang menderita dan sangat membutuhkan bantuan.

http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/08/23/23430524/Imam.Besar.Al.Aqsa.Haramkan.Aksi.Noordin

Berbagi dengan Sesama

Berbagi dengan Sesama