I made this widget at MyFlashFetish.com.


Senin, 31 Agustus 2009

MENPORA ADHYAKSA MUNDUR DARI CALEG TERPILIH 2009

JAKARTA - Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora) Adhyaksa Dault memutuskan mundur sebagai calon legislatif terpilih 2009. Caleg Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari daerah pemilihan (dapil) Sulawesi Tengah itu menjadi caleg terpilih kedua yang mengundurkan diri sebelum dilantik, menyusul Fredy Numberi, rekan sesama menteri.

Adhyaksa Dault memilih menyelesaikan tugas sebagai menteri hingga masa jabatannya berakhir. ''Saya harus memilih. Maka, saya memilih untuk mengundurkan diri (sebagai caleg terpilih). Jadi menteri saja, alhamdulillah,'' kata Adhyaksa di gedung KPU, Jakarta, kemarin (27/8). Adhyaksa menemui pimpinan KPU untuk mengonsultasikan prosedur pengunduran dirinya sebagai anggota dewan terpilih. Kedatangan Adhyaksa diterima langsung Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary.

Sesuai ketentuan, saat dilantik sebagai anggota DPR terpilih pada 1 Oktober nanti, setiap pejabat negara ataupun PNS harus mundur terlebih dulu. Para menteri yang terpilih menjadi anggota dewan juga harus mengikuti aturan tersebut.

Masa jabatan Adhyaksa sebagai menteri sebenarnya juga segera berakhir. Tepatnya, bersamaan dengan pelantikan presiden terpilih pada 20 Oktober mendatang. Namun, menurut dia, meski selisihnya hanya sekitar 20 hari, dirinya tetap ingin melepaskan kesempatan menjadi anggota dewan. ''Kalau masuknya dulu baik-baik, keluarnya juga harus baik-baik. Jadi tidak perlu mundur,'' tambah menteri kelahiran Donggala, Sulteng, itu.

Adhyaksa membantah keputusan mundur itu dilakukan karena sudah ada kepastian masuk kabinet lagi. Menurut dia, hingga kini dirinya belum mengetahui akan dipilih kembali sebagai menteri atau tidak oleh SBY. ''Kalau dipilih (lagi), itu takdir yang baik. Kalau tidak, saya bisa kembali mengajar,'' ujar dosen ilmu kelautan dan perikanan di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, itu.

Terkait pengganti dirinya sebagai calon anggota DPR, Adhyaksa mengungkapkan, penggantinya adalah caleg PKS dengan perolehan suara terbesar kedua di dapil Sulteng. Sosok beruntung itu adalah Akbar Zulfakar.

Pada 21 Agustus lalu, KPU juga menerima surat resmi dari Partai Demokrat terkait pengunduran diri Fredy Numberi sebagai caleg DPR terpilih. Menteri kelautan dan perikanan itu bahkan lebih dulu memutuskan mundur sebagai anggota DPR terpilih ketimbang Adhyaksa. Alasannya, Fredy ingin berkonsentrasi menyelesaikan tugas sebagai menteri. Partai Demokrat lantas mengganti Fredy dengan Milton Pakpahan, caleg Demokrat peraih suara terbanyak kedua di dapil Papua.

PD MINTA MAAF PADA PKS ATAS PERNYATAAN MUBAROK


JAKARTA - Pernyataan Ahmad Mubarok bahwa mendekatnya Partai Demokrat dan PDIP merupakan manuver untuk menekan partai mitra koalisi SBY -agar tidak banyak menuntut soal jatah menteri- memicu kontroversi. Elite PKS dan PKB yang merasa ditembak melalui komentar wakil ketua umum DPP Partai Demokrat itu pun angkat suara, memprotes Mubarok.

''Sepengetahuan saya, nggak ada tekan-menekan begitu,'' kata Ketua DPP PKS Mahfudz Siddiq di Jakarta kemarin (27/8). Menurut dia, pembicaraan resmi mengenai kabinet di internal koalisi masih belum dimulai. SBY, tegas Mahfudz, baru berencana membahasnya dengan parpol mitra koalisi setelah pelantikan DPR, 1 Oktober mendatang.

Mahfudz mengakui pernah menyebut bahwa jatah PKS di kabinet mendatang sebaiknya ditambah. Sebab, jumlah kursi PKS di parlemen juga meningkat dari 45 kursi (2004-2009) menjadi 57 kursi (2009-2014), sehingga kontribusi politiknya menjadi lebih besar. Saat ini, ada tiga kader PKS yang duduk di kabinet SBY. ''Tapi, itu kan pernyataan kepada media. Komunikasi langsung antarparpol mitra koalisi dengan SBY, sampai minta tambah jatah menteri, tidak ada itu,'' tegas Mahfudz.

Dia justru menyesalkan apabila motif kedekatan PDIP dan Demokrat memang benar seperti yang disampaikan Mubarok. ''Ketika proses politik yang jelas tampak di permukaan hanya dipoles sebagai permainan, itu musibah politik,'' tandasnya.

Adakah indikasi bahwa pernyataan Mubarok tersebut merupakan bagian dari desain besar untuk mendorong PKS keluar dari koalisi? ''Saya nggak yakin ini desain besar. Pak Mubarok itu memang orangnya polos, kadang-kadang naif,'' jawab Mahfudz yang juga ketua Fraksi PKS tersebut.

Sekjen DPP PKB Lukman Edi juga menegaskan, tidak ada alasan bagi partai mitra koalisi untuk menekan SBY. Sebab, berdasar pengalaman bersama-sama selama lima tahun terakhir, SBY selalu berkomitmen dan konsisten memegang formulasi menteri di kabinetnya. ''Kami juga sangat paham bahwa urusan kabinet itu prerogatif presiden,'' tegas menteri percepatan daerah tertinggal tersebut sebelum menggelar raker dengan Komisi V DPR kemarin. Lukman menandaskan, pada waktunya nanti, SBY akan mengajak para pimpinan parpol untuk membicarakan komposisi kabinet.

PKB, imbuh Lukman, berpandangan bahwa konsep proporsionalitas di kabinet tidak hanya berdasar kuantitas atau jumlah perolehan kursi di kabinet. Namun, juga aspek kualitas dukungan. Dia mengingatkan, PKB merupakan parpol yang pertama menyatakan dukungan terhadap pencapresan SBY kembali. ''Formulasi ini kan yang dipakai untuk menyusun kabinet periode 2004-2009. Jadi, mungkin bisa dipakai lagi,'' kata Lukman. Di kabinet SBY periode sekarang, PKB dijatah dua menteri.

Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengklarifikasi pernyataan Mubarok. Menurut dia, Partai Demokrat tidak punya agenda untuk menekan partai-partai mitra koalisi. Sebaliknya, Anas percaya bahwa partai-partai mitra koalisi juga tidak akan menekan Partai Demokrat dan SBY. ''Koalisi SBY-Boediono dibangun dengan sangat serius, jelas, terang, serta berangkat dari semangat kerja sama dan saling percaya,'' tegasnya.


Pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Ahmad Mubarok bahwa pendekatan PD ke PDIP hanya permainan politik menimbulkan kemarahan partai mitra koalisi. Mereka tidak terima dengan pernyataan Mubarok tersebut.

“Sudah banyak SMS masuk dari partai koalisi, pada marah. Ini kita yang bangun koalisi, ada apa kok ada berita begini? Apa dia (Mubarok) kepleset lidah apa salah media yang mengutip?” kata Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie saat dihubungi detikcom, Kamis (27/8/2009).

Menurut Marzuki, apa yang dinyatakan Mubarok itu tidak benar sama sekali. Tidak ada maksud dari PD untuk menekan partai mitra koalisi. Silaturahmi antara Ketum PD Hadi Utomo dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri juga hanya silaturahmi biasa.

“Pak Hadi Utomo dapat undangan untuk silaturahmi, kemudian beliau datang. Mereka nggak ada bicara apa-apa, nggak ada kesepakatan. Semuanya biasa saja. Orang undang kita kan kita wajib hadir kalau ada waktu,” tutur Marzuki.

Marzuki menambahkan, selama ini tidak ada partai mitra koalisi yang macam-macam. Karena itu tidak ada perlunya PD melakukan manuver untuk menekan mereka seperti yang disampaikan Mubarok.

Seperti diberitakan, dalam diskusi di Gedung DPD Rabu, 26 Agustus kemarin, Mubarok menyebut kedekatan PD dengan PDIP hanyalah permainan politik untuk menekan partai mitra koalisi.

“Bukan mendekati, tapi ini hanya untuk menekan partai-partai mitra koalisi yang lain. Dengan kita mendekati PDIP, partai lain tidak berani macam-macam. Ini hanya sekedar permainan politik yang tidak tahu ujungnya seperti apa,” kata Mubarok saat itu.

Suka Monopoli, Politisi PKS Sibuk Ceramah

Jakarta, RMOL. Jika yang lain menyebut bulan Ramadhan adalah bulan kebersamaan dengan keluarga, tidak bagi Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Hilman Rosyad Syihab.

Bagi Hilman, Ramadhan menjadi bulan yang sangat padat aktifitas. Dalam lima hari Ramadhan ini, baru sehari Rosyad bisa berbuka dengan keluarga. Maklum, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, sering diundang untuk menyampaikan ceramah menjelang berbuka maupun ceramah Tarawih.

“Sekarang dalam sehari, minimal ada tiga kali undangan ceramah. Yaitu kuliah Subuh, ceramah ba’da Dzuhur dan ceramah Tarawih. Biasanya, sepuluh hari terakhir Ramadhan, dalam sehari bisa mencapai undangan delapan ceramah,” kata Hilman kepada Rakyat Merdeka Online (Kamis, 27/8).

Hilman, akan merasa gembira jika tidak ada undangan ceramah. Karena dengan demikian, bisa berkumpul dengan istri tercinta, Masfarwati dan kelima putera-puterinya, Sumayah, Bara, Fathimah, Aisyah, dan Shofiyah. Jika tak ada undangan, Hilman akan berbuka dan shalat Tarawih berjama’ah di rumah.

Saat berbuka, Hilman cukup makan seadanya. Biasanya hanya menyantap satu buah kurma, sedikit buah-buahan dan nasi. Hilman juga mengajarkan kepada putera-puterinya untuk makan seadanya jika Ramadhan tiba.

“Saya selalu bilang sama istri agar masak seadanya. Ramadhan adalah bulan untuk mempersedikit makan dan bukan bulan konsumtif,” kata Hilman.

Sekarang, Hilman sedang mengejar target untuk bisa dua kali khatam (selesai) membaca al-Quran selama Ramadhan. Di bulan yang lain, Hilman sudah merutinkan diri untuk khatam al-Quran, sekali dalam sebulan.

Alumni Universitas Madinah, Arab Saudi ini, dibesarkan dalam lingkungan pesantren Persatuan Islam (Persis) Bentar, Garut, Jawa Barat. Tak heran, jika dalam usia enam tahun, Hilman sudah bisa membaca al-Quran bahkan sudah bisa tamat puasa.

Walau tamat, tak jarang Hilman tidak ikut sahur, karena tidak kuat menahan kantuk. Sesekali dipaksakan bangun, kadang sahur sambil tertidur.

Waktu kecil, seusai shalat Subuh, Hilman akan membaca al-Quran hingga jam tujuh pagi. Jika baca al-Qu’ran telah selesai, Hilman akan bermain monopoli hingga matahari telah terasa menyengat. Permainan monopoli merupakan permainan yang disukainya ketika kecil.

Setelah shalat Ashar, Hilman dan bersama teman-temannya bermain gatrik. Salah satu permainan orang Jawa Barat dengan cara melempar bambu. Yang kalah, harus menggendong pemain yang menang sejarak bambu yang kena lemparan.

Seusai bermain, Hilman akan kembali ke rumah untuk berbuka atau memilih ta’jil bersama di mesjid pesantren. Jika adzan Maghrib bergema, hidangan yang diburu Hilman adalah kolak pisang dengan es candil.

Hilman sempat trauma dan tidak mau mengumandangkan adzan Maghrib lagi. Pasalnya, pernah dibohongi oleh teman-temannya. Jam masih menunjukkan jam lima, Hilam kecil sudah disuruh untuk adzan. Waktu itu, Hilman sudah pandai adzan namun belum pandai membaca jam. Hilman pun, kena marah tetangga sekitar.

Hilman kecil bukanlah penceramah, namun anak dengan dunianya sendiri. Maka, shalat Tarawih digunakan untuk berkumpul dan bercanda. Jika semua makmum sedang rukuk, Hilman akan menyeret orang yang disampingnya. Akhirnya, seluruh shaf roboh berjatuhan.

Kini, Hilman berpesan agar umat Indonesia meningkatkan kualitas ibadah di bulan Ramadhan. Hilman cukup gembira dengan kegiatan keagamaan yang massif. Namun, menurut Hilman, kegiatan keagamaan masih bersifat kognitif, belum sampai pada tingkat afektif maupun psikomotorik.

PKS: Berpolitik Itu Tidak Cari Musuh

"Tentu siapapun tidak bisa menolak, demi bergabungnya semua komponen bangsa," ujar Ketua MPR ini. Hidayat beranggapan, Demokrasi itu bukan hanya gabung atau tidak gabung.
VIVAnews - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada dasarnya menyambut baik merapatnya Golkar dan PDI Perjuangan ke kubu SBY-Boediono. PKS menilai tidak ada salahnya bila semua komponen bangsa bergabung demi kemajuan masyarakat.

"Pada hakikatnya berpolitik itu tidak cari musuh. Berpolitik adalah cari kawan untuk sebaik-baiknya membangun Indonesia," kata anggota Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, usai buka puasa bersama Jusuf Kalla di kediaman Hidayat, Jakarta, Sabtu, 29 Agustus 2009.

Menurut Hidayat, merapatnya Golkar dan PDI Perjuangan harus diterima dengan niat tulus untuk membangun bangsa. Bukan sekadar hanya bagi-bagi kue kekuasaan.

"Tentu siapapun tidak bisa menolak, demi bergabungnya semua komponen bangsa," ujar Ketua MPR ini. Hidayat beranggapan, Demokrasi itu bukan hanya gabung atau tidak gabung.

Demokrasi versi Hidayat yakni memerankan diri secara maksimal dimana posisi yang bersangkutan berada. "Kalau ada di kabinet, bukan sekadar ABS (Asal Bapak Senang), kalau oposisi bukan asal beda, itu juga tidak baik. Tidak baik untuk demokrasi," ujar dia.

Terkait soal kursi kabinet, Hidayat menilai itu menjadi kewenangan sepenuhnya partai. PKS akan menempatkan kadernya di posisi yang proporsional.

"Saya tidak dalam posisi mengatakan iya atau tidak (menerima). Silakan PKS untuk menilai," kata Hidayat saat ditanya kesiapan menjadi menteri.

ismoko.widjaya@vivanews.com

PKS Gelar Rapimnas 10 Oktober 2009

VIVAnews – DPP Partai Keadilan Sejahtera akan menyelenggarakan Rapat Pimpinan Nasional pada 10 Oktober 2009. Agendanya ialah untuk menyusun rencana pemenangan Pemilu 2014.

“Kami menyusunnya mulai sekarang. Dasarnya ialah hasil Pemilu 2009 ini,” kata Mabruri, juru bicara DPP PKS, Senin 31 Agustus 2009.

Bagi DPP PKS, pencapaian pada Pemilu 2009 belum maksimal. Partai ini hanya mengalami peningkatan suara secara nasional sebanyak 0,8 persen dari Pemilu 2004.

Ketidakpuasan partai ini didasarkan pada upaya maksimal yang telah dilakukan mulai dari pimpinan, pengurus, kader, dan simpatisan partai ini untuk memenangkan pemilihan.

Itulah sebabnya, dalam Rapat Pimpinan Nasional tahun ini, semua itu akan dievaluasi untuk merancang target perolehan suara pada Pemilu 2014.

Panitia Rapat Pimpinan Nasional DPP PKS sudah dibentuk. Rancangan yang akan dibicarakan juga telah disusun. Forum ini akan dihadiri oleh seluruh petinggi DPW partai.

Pelaksanaan rapat itu rencananya di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Provinsi Jawa Barat. Setidaknya ada dua alasan PKS memilih tempat ini sebagai lokasi penyelenggaraan rapat.

Pertama, Wali Kota Depok, Nurmahmudi, adalah kader PKS. Kedua, dari segi tempat, hotel itu dinilai mendukung untuk seluruh proses penyelenggaraan rapat.

Berbagi dengan Sesama

Berbagi dengan Sesama